

Tren Baru Pariwisata, Virtual Traveling!
Juni 30, 2021
Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama setahun lamanya sangat memukul perekonomian negara, dimana yang paling terdampak adalah sektor pariwisata dikarenakan banyak pembatasan di mana-mana yang menyulitkan masyarajat untuk melakukan traveling.
Namun, dibalik itu semua, Pandemi virus Corona membuat dunia pariwisata tampil dengan tren yang baru. Sekarang semua harus serba digital dan tak ada kontak. "Dampak dari COVID-19 adalah adanya perubahan perilaku dan yang meningkat adalah digital" ujar mantan wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2011-2014 ini.
Pariwisata memang yang paling terdampak di era pandemi. Kini sudah sangat terasa untuk traveling saja ada beberapa syarat yang diberikan. Yang paling terlihat adalah travel restriction (karantina), travel bubble , internasional health certification (paspor vaksin), perubahan perilaku dan purchasing power .
Dari berbagai kendala tersebut, strategi yang paling tepat adalah teknologi yang melibatkan sedikit kontak. Kemudian juga pariwisata berkelanjutan yang kini digaungkan oleh banyak negara. Seperti yang kita tahu, tren wisata di tengah pandemi sedikit berubah. Di antaranya adalah lockdown in paradise , walking tour video , voluntourism , staycation , glamping , digital nomad , transformative travel , experience tourism , solo travel , wellness travel , bleisure (businnes leisure) travel , serta virtual reality .
Walaupun kita masih belum bisa traveling secara langsung, saat kangen liburan mungkin boleh juga dicoba untuk traveling secara virtual. Untuk saat ini banyak sekali penyedia jasa traveling (travel agent) yang melakukan virtual reality yang bisa kalian ikuti dengan membayar sejumlah biaya, yang dimana biaya tersebut jauh lebih murah dibandingkan jika pergi langsung ke negara tersebut. Kantong aman, keinginan terobati. Lumayan kan!